Tuesday, July 31, 2012

Refleksi Pribadi dari Tulisan Max Lucado

Anda tidak pernah memainkan peran kecil, sebab tak ada peran kecil yang dimainkan – Max Lucado


Kata-kata dari penulis Max Lucado ini menempati kerangka berpikirku yang dalam dan untuk waktu yang cukup lama. Begitu banyak cara berpikir yang menyiratkan bahwa ada peranan yang kecil dan ada peranan yang besar. Akupun pernah berada dalam cara berpikir seperti itu. Kita sering berpikir bahwa peran yang besar ditunjukkan oleh posisi yang dianggap tinggi : Direktur, Manager, Kepala Sekolah, dan lain-lain, dimana peran yang kecil ditunjukkan oleh posisi yang dianggap rendah : staf administrasi, substitute teacher, pekerja bangunan, tukang sapu jalan, koki sebuah rumah makan, dan lain sebagainya. Tetapi sesungguhnya aku setuju dengan kalimat dari Lucado yang mengatakan tak ada peran kecil yang dimainkan. Setiap kita ditempatkan di bagian pekerjaan yang berbeda-beda. Kita mendapatkan pekerjaan kita sekarang karena izin dari Tuhan saja. Tuhan menempatkan kita di pekerjaan kita sekarang dengan kapasitas dan talenta kita. Semuanya itu kita lakukan untuk Tuhan kembali. Oleh karena itu sesungguhnya tak ada peran kecil yang dimainkan karena semuanya akan dipertanggungjawabkan untuk Tuhan. Pekerjaan Direktur, Kepala Sekolah, koki rumah makan, tukang sapu jalan, pekerja bangunan itu akan sama-sama dipertanggungjawabkan pada Tuhan. Bukan karena pekerjaan kita sebagai Direktur sehingga kita akan dapat toleransi lebih banyak dibandingkan koki rumah makan. Gaji mungkin iya lebih tinggi tapi Bos kita sama : Tuhan. Jadi sebenarnya apapun pekerjaan kita, semua itu sama-sama berasal dari Tuhan dan akan dipertanggungjawabkan pada Tuhan.
Tanpa adanya Direktur, suatu perusahaan akan kekurangan pemimpinnya, akan timbul ketidakseimbangan dalam perjalanan perusahaan dari hari ke hari. Semua staf akan berusaha mengeluarkan pendapat yang bisa jadi memang benar-benar untuk kemajuan perusahaan atau untuk memamerkan kesanggupannya untuk berargumen. Untuk itulah dibutuhkan seorang pemimpin yang kita panggil Direktur atau Manager untuk memimpin divisi tertentu dalam suatu perusahaan.
Tanpa adanya koki rumah makan, suatu rumah makan akan sulit berkembang dan sulit menghasilkan kapasitas yang baik untuk melayani kebutuhan pengunjung. Tanpa adanya tukang sapun jalan, jalanan di kota-kota akan penuh dengan debu atau mungkin sampah-sampah yang ‘masih’ kerap dilakukan masyarakat. Terlebih jika suatu kota besar baru mengadakan acara besar yang dihadiri oleh ratusan bahkan ribuan pengunjung, masih ada pengunjung yang membuang sampah sembarangan. Kita perlu bersyukur masih ada pekerja-pekerja yang bertugas menyapu jalan, membersihkan gedung atau hall selesai suatu acara besar, sebab mereka bekerja untuk membuat atau menjaga kebersihan lingkungan kita.
Dan semuanya itu akan dipertanggungjawabkan pada Tuhan nantinya.
Akan tetapi bukan berarti kita memutuskan untuk tidak menghormati Direktur, Manager, Kepala Sekolah kita karena tak ada peran kecil yang dimainkan. Direktur, Kepala Sekolah, Manager saah satu tugasnya adalah memimpin seluruh staf perusahan menurut bagiannya masing-masing. Sedangkan salah satu tugas Staf di masing-masing divisi adalah menjalankan setiap jobdesk yang diberikan oleh Direktur, Manager atau Kepala Sekolah yang adalah pemimpin mereka.
Pekerjaan sebagai ibu rumah tangga dan seorang anak pun akan dipertanggungjawabkan kelak. Seorang ibu rumah tangga adalah sebuah pekerjaan juga, jangan lalu kita berpikir itu artinya tidak memiliki pekerjaan. Itu juga adalah pekerjaan, dan nantinya akan dipertanggungjawabkan juga pada Tuhan. Bagaimana dengan anak-anak? Anak-anak adalah suatu peran dimana dia memiliki tanggungjawab di dalam rumahnya, di sekolahnya, di tempat les dan lain sebagainya. Karena sesungguhnya kita tidak pernah tahu kapan hari terakhir kita. Jika saja seorang anak sudah dipanggil Tuhan pada saat ia berusia 10 tahun, dia belum sempat bekerja di suatu perusahaan, atau tidak ada kesempatan bekerja sebagai koki, pekerja bangunan, dan lain sebagainya. Ia hanya memiliki tahun-tahun saat ia masih anak sepasang orangtua, mungkin juga sudah sekolah, dan mungkin juga ikut les. Tapi Tuhan tidak pernah menutup mataNya, sehingga Ia pun pasti akan mengingat bagaimana anak tersebut selama masa hidupnya dalam 10 tahun tersebut.
Jenis pekerjaan dan tugas-tugas dari pekerja itulah yang berbeda jumlah dan jenisnya. Jika kita bercermin pada kepercayaan bahwa ketika kita setia pada perkara kecil, kita akan diberikan perkara besar oleh Tuhan, hal tersebut lebih kepada jenis pekerjaan atau jumlah tugas baru yang dijadikan tanggungjawab kita. Pekerjaan apa yang kita miliki sekarang? Sesungguhnya semua pekerjaan itu memiliki tingkat yang sama di mata Tuhan :)
Soli Deo Gloria.... :) 

Wednesday, June 29, 2011

Ketika Jawaban itu Belum Ditemukan

     Kadangkala atau mungkin seringkali kita sulit menemukan jawaban atas persoalan atau pertanyaan-pertanyaan dalam hidup kita sehari-hari. Kita mencoba sekuat tenaga menemukan jawabannya. Lewat buku, artikel di koran/majalah, browsing, cerita dengan orang-orang terdekat. Kita berusaha untuk menemukan jawaban itu lewat berbagai cara. Bahkan terkadang kita memaksa untuk mendapatkan jawaban itu sesegera mungkin. Tapi apakah cara-cara tadi adalah cara terbaik untuk menemukan jawaban atas setiap pertanyaan-pertanyaan dalam hidup kita ?? Cara terbaik yang aku percaya adalah bertanya kepada Tuhan sebagai Sumber dari segala sesuatu dalam hidup kita. Dia yang mengizinkan kita ada di dunia. Dia tau seluk beluk hidup kita. Dia TAHU jawaban atas SEMUA pertanyaan yang muncul dalam hidup kita sehari-hari. Berdoa, adalah komunikasi yang sederhana tapi bisa kita lakukan setiap saat dengan Dia, yang mengenal kita LEBIH dari siapapun juga. Dengan berdoa kita bertanya atas berbagai hal padaNya, kita memohon bimbinganNya dan menanti jawabanNya. Dan jawaban Tuhan bisa berasal dari berbagai hal dalam hidup kita. Hal-hal di atas tadi bisa menjadi salah satu cara yang Tuhan pakai. Bisa dari buku, artikel di koran/majalah maupun internet, dan juga dari orang-orang terdekat kita. Tapi yang tepat untuk kita lakukan adalah mengawalinya dengan bertanya pada Tuhan yang Maha Tahu.
     Tapi, ada tantangan lain. Kadang saat kita sudah tahu jawabanNya, kita malah pura-pura ngga mau tahu, apalagi kalo jawabanNya bertolakbelakang dari keinginan kita. Kita merasa kita tahu yang lebih baik untuk kita daripada Tuhan, yang adalah Mahatahu. Kita seringkali kompromi dengan apa yang Tuhan mau dalam hidup kita. Kalau sudah seperti ini, seperti tidak ada gunanya kita bertanya pada Tuhan. Tapi itu memang seringkali terjadi di kehidupan kita secara pribadi. Mungkin orang lain tidak tahu kita pernah seperti itu, tapi Tuhan tahu sampai kedalaman hati kita.
     Sulit bagi kita untuk tahu kehendak Tuhan kalau hubungan kita denganNya kurang baik, atau datar-datar saja. Kita jadi semau gue aja. Berjuang untuk memiliki hubungan yang intim denganNya. Ingat-ingat lagi kapan terakhir kita punya hubungan yang intim denganNya. Kalau sudah lama sekali, berjuang untuk mengejar keintiman itu lagi. Kalau kita pernah merasakan keintiman itu, kita pasti bisa mendapatkannya lagi. Mungkin ada yang bisa cepat mendapatkan keintiman itu lagi, ada yang lama, ada yang naik turun, tapi tetep percaya semua proses yang Tuhan sediakan pasti untuk membuat kita makin baik lagi.
     Dan saat kita ingin bertanya pada Tuhan dan menemukan jawabanNya percaya bahwa rancanganNya adalah yang terbaik. Seperti yang tertulis dalam Yeremia 29:11 : Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman Tuhan, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan. GBU :)

Tuesday, April 5, 2011

GRADUATION (FRIENDS FOREVER) - Vitamin C

And so we talked all night about the rest of our lives
Where we’re gonna be when we turn 25
I keep thinking times will never change
Keep on thinking things will always be the same
But when we leave this year we won’t be coming back
No more hanging out cause we’re on a different track
And if you got something that you need to say
You better say it right now cause you don’t have another day
Cause we’re moving on and we can’t slow down
These memories are playing like a film without sound
And I keep thinking of that night in June
I didn’t know much of love
But it came too soon and there was me and you
And then we got real blue
Stay at home talking on the telephone
We’d get so excited, we’d get so scared
Laughing at our selves thinking life’s not fair
And this is how it feels

Chorus:
As we go on, we remember
All the times we had together
And as our lives change, come whatever
We will still be, friends forever

So if we get the big jobs and we make the big money
When we look back now, will our jokes still be funny?
Will we still remember everything we learned in school?
Still be trying to break every single rule
Will little brainy Bobby be the stockbroker man?
Can Heather find a job that won’t interfere with her tan?
I keep, I keep thinking that it’s not goodbye
Keep on thinking it’s a time to fly
And this is how it feels

Repeat chorus

La, la, la, la; yeah, yeah, yeah
La, la, la, la, we will still be friends forever

Will we think about tomorrow like we think about now?
Can we survive it out there? Can we make it somehow?
I guess I thought that this would never end
And suddenly it’s like we’re women and men
Will the past be a shadow that will follow us round?
Will these memories fade when I leave this town
I keep, I keep thinking that it’s not goodbye
Keep on thinking it’s a time to fly

Repeat chorus 3x


 

Saturday, March 26, 2011

What a complete package :)

          Will you remember me the way I remember you... Pertama kali membaca kalimat tersebut dari sebuah situs seorang teman. Saat membacanya langsung menyukai kalimat itu. Sederhana tapi memiliki makna yang dalam menyiratkan hubungan antar manusia. Beberapa minggu kemudian aku diingatkan lagi dengan kalimat itu, tetapi bukan membacanya melainkan mendengarkan kalimat tersebut dilantunkan melalui sebuah lagu sebagai pengantar sebuah iklan di televisi. Jadi semakin menyukai kalimat tersebut karena saat ini mengetahui itu adalah sebuah lagu #suka sekali lagu :) Kemudian lagu itu membuat teringat akan kenangan yang sangat indah di masa-masa kuliah, yaitu persahabatanku dengan gadis-gadis belia yang bertemu di sebuah kampus di Jawa Barat, yaitu Universitas Padjajaran, jurusan Hubungan Internasional. Kenangan itu membuatku merindukan suatu masa yang pernah kami lalui bersama-sama di sebuah tempat yang kecil tapi memiliki sejuta kenangan bagi kami, Jatinangor. Pertemuan kami bukanlah sebuah kebetulan. Pertemuan kami adalah sebuah rencana yang indah dari Pencipta :) Pertemuan kami telah membuat sebuah nama tercipta : CADEL...

 SDC 2006
          
          Kami telah menjalani begitu banyak kenangan bersama, variasi yang indah terukir mulai dari tawa, canda, saling mendukung, membela, menasihati satu sama lain hingga kesedihan dan rasa kesal. Sampai akhirnya kami tahu bahwa Cadel adalah sebuah persahabatan yang menjadi sebuah keluarga yang telah mencapai tahap yang erat. Kami menjalani masa-masa dimana kami sendiri di sebuah kota, tanpa keluarga, dan Cadel adalah keluarga baru yang terbentuk bagi kami. Meskipun demikian, tidak dipungkiri bahwa untuk benar-benar menyatukan kami satu sama lain juga tidaklah terjadi dalam waktu yang cepat, dengan 9 kepala, 9 karakter, 9 kesibukan masing-masing. Tapi waktu membuat kami mengenal satu sama lain secara perlahan-lahan hingga tidak lagi terbentuk blok kecil di dalam blok besar. Kami bercerita tentang banyak hal dalam hidup kami masing-masing yang membuat kami memiliki kesempatan untuk mengenal lebih lagi keluarga baru kami. Perjalanan kami dari hari ke hari membuat kami bersyukur kami dibentuk menjadi keluarga baru di sebuah desa kecil dengan sejuta kenangan, Jatinangor.


          Kebersamaan ini terus ingin kurasakan seumur hidup. Kebersamaan ini sering membuatku ingin terus berjalan bersama-sama. Menikmati waktu-waktu kami bersama-sama. Berjuang bersama. Tetapi kami harus kembali melihat realita yang ada, bahwa kami masing-masing memiliki masa depan dengan bentuk yang berbeda-beda. Mungkin kami bisa berada di satu kota yang sama di masa depan kami, tetapi kami memiliki tanggungjawab yang berbeda, atau kami memiliki tanggungjawab yang sama tetapi di tempat yang berbeda. Ketika kami semakin dewasa kami juga semakin tahu bahwa kami juga memiliki masa depan masing-masing dengan keluarga baru kami masing-masing.
          Will you remember me the way I remember you
       Masa-masa transisi membuat aku melihat satu sama lain kami sangat merindukan pertemuan kami secara lengkap di suatu tempat tertentu. Aku merindukan arisan, merindukan aksi tukaran oleh-oleh, tukaran kado, makan bersama, nonton bersama, bergadang, olahraga bersama (yang cuma sekali dalam 4 tahun kita di nangor, haha). Ketika bertukar pikiran dengan yang lain, aku bersyukur kami semua memiliki perasaan yang sama. Hal itu membuat aku yakin pertemuan kami bukan suatu kebetulan dan akan berlangsung untuk waktu yang lebih lama lagi. Kalimat bergaris miring di atas menjadi pertanyaan bagi CADEL. Akankah kita terus mengingat setiap kenangan kita, tidak melupakan satu sama lain, tetap berhubungan meski hanya di dunia maya karena keterbatasan ruang dan waktu, setelah kita terpisah untuk menjalani masa depan kita selepas kita menyelesaikan perkuliahan kita? Tak terasa sudah cukup lama kami melewati waktu persahabatan kami ini bersama-sama. Semoga kenangan itu terus terjaga dalam hati. 
          Ketika pernah tersenyum bahagia karena Cadel, ingat bahwa masih ada hati yang lembut dan memiliki rasa syukur atas persahabatan yang ada.
         Ketika pernah tertawa karena Cadel, ingat bahwa Cadel adalah sebuah paket persahabatan dengan 9 karakter yang beragam yang mampu memberi warna tersendiri.
         Ketika pernah menangis karena Cadel, ingat bahwa masih ada sisi melankolik di dalam diri yang mampu menciptakan rasa rindu yang tak tertahankan.
         Ketika pernah marah karena Cadel, ingat bahwa 9 kepala yang ada bukanlah manusia yang sempurna melainkan manusia yang memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
         Aku bersyukur buat setiap tawa, canda, tangisan, perasaan rindu, kesal, yang pernah dilalui bersama Cadel.
          Aku bersyukur buat setiap tempat yang pernah dijalani bersama Cadel : Jatinangor, Bandung, Bogor, Jakarta. Semoga ada tempat-tempat selanjutnya, Amin :) Buat yang mau S2 di luar negeri mungkin, atau yang mau menikah di luar negeri, bisa menyediakan akomodasi dan tiket untuk berkumpul, haha.. Thank GOD for my family.. Percaya banget bahwa kenangan itu ngga akan dilupakan oleh 9 perempuan ini :) 
          I believe that you are a complete package from GOD :')

@ Bogor

 @ my room : Rereng Barong Sukaluyu Bandung, 21:26 WIB
 

BENANG AJAIB

           Di dalam sebuah bukunya, William J. Bennett menyampaikan sebuah cerita yang diberi judul "Benang Ajaib". Cerita ini merupakan dongeng yang berasal dari Perancis yang menceritakan seorang anak laki-laki yang bernama Peter. Ia merupakan anak laki-laki yang kuat dan cakap, tetapi dia punya sifat yang tidak sabaran dalam banyak hal khususnya dalam mencapai keinginan-keinginannya. suatu har, dalam perjalanannya di hutan ia bertemu dengan seorang wanita tua yang kemudian memberikan suatu barang berupa bola perak. dari dalam bola perak itu, timbul sebuah benang emas kecil. sang wanita mengatakan dengan bola itu akan terdapat kesempatan yang menggiurkan yaitu kesempatan untuk melewatkan waktu-waktu yang membosankan dalam hidup kita. sang wanita kemudian memberikan pesan khusus : jika benang itu ditarik maka Peter akan melewatkan waktu yang sedang dijalaninya, tapi waktu tersebut tidak dapat kembali lagi. jadi yaa kalo benangnya ditarik waktu itu secara otomatis akan terlewatkan untuk selamanya. peter kemudian menerima bola perak tersebut.
         Setelah menerima bola perak tersebut, peter luar biasa senang sekali karena dia punya alat untuk mempercepat waktu. kalau dia merasa bosan dia bisa langsung mempergunakan bola itu. keesokan harinya merupakan hari pertama peter mengggunakan bola tersebut. hal itu terjadi di sekolahnya ketika dia merasa bosan dengan pelajaran yang diberikan gurunya. oleh karena sifatnya yang tidak sabar itu, dia kemudian menarik bola emas tersebut dan waktu berlalu, jam sekolah selesai. peter sangat menikmati hal tersebut. oleh karena kenikmatan yang dirasakannya ketika ia menggunakan bola tersebut, Peter meneruskan pola kehidupan seperti itu. ia melakukan pola menggunakan bola perak itu untuk mendapatkan pekerjaan, bahkan ketika ia mengenal seorang gadis ia kemudian menggunakan bola tersebut untuk mempercepat pertunangan dan kemudian menikahi gadis tersebut. dan ketika sudah berkeluarga ia tetap menggunakan benang tersebut. jika anaknya menangis dia tarik benang itu, ketika punya masalah dalam keluarga seperti masalah keuangan, ia melewatkan masa itu dengan menarik benang tersebut.
        Peter terus melakukan pola seperti itu sampai akhir hidupnya. ketika ia merasa bosan, memiliki permasalahan, ia menggunakan bola tersebut untuk memperoleh keadaan yang kembali nyaman dan sesuai keinginannya. hmm,, kalau dipikir-pikir sekilas,, nikmat sekali yaa hidup peter.
          Tetapi pikiran seperti itu harus segera dibuang jauh-jauh, karena masih ada kelanjutannya lagi. ketika tiba di akhir hidupnya, peter merasakan kekosongan dalam hidupnya. dengan membiarkan perasaan tidak sabar dan tidak bisa mengendalikan dirinya dalam menjalani hidupnya, akhirnya banyak sekali kenangan dan waktu-waktu berharga yang seharusnya dijalani oleh peter,terbuang karena ia memakai bola perak tersebut.
          Walaupun ini hanya sekedar dongeng, tapi ini cukup inspiratif dan mengingatkan kita untuk memakai senjata kesabaran dalam menjalani hidup kita. mungkin tidak semua keinginan kita bisa tercapai pada waktu yang kita harapkan, mungkin hidup kita tidak selalu dalam keadaan enak. tetapi semuanya akan jadi kenangan dan pelajaran berharga buat kita.waktu yang kita jalani tidak bisa diputar kembali !! nikmati waktu yang kita miliki dan keadaan yang kita hadapi :)
           Sebuah kata-kata penutup dari Bennett : "Terlalu sering, orang-orang mengingingkan apa yang mereka inginkan (atau apa yang mereka rasakan mereka inginkan, yang lazimnya berupa berbagai bentuk "kebahagiaan") saat ini juga. Ironi dari ketidaksamaan mereka adalah bahwa hanya dengan belajar menunggu, dan dengan kemauan untuk menerima hal yang buruk bersama hal yang baiklah biasanya kita akan bisa mencapai hal-hal yang sungguh-sungguh berharga"




"Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apa pun di bawah langit ada waktunya"
Pengkhotbah 3:1